MAKASSAR - Dalam satu kesempatan di Gedung MULO Makassar, Muhammad Jufri selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (Disbudpar Sulsel) membeberkan satu hal terkait Desa Wisata. Dia menyebut satu nama, orang yang paling berjasa atas maju dan berkembangnya desa wisata di Sulsel.
Baca juga:
Walikota Makassar Raih Anugerah KPI Pusat
|
Bruno S Rantetana, lelaki yang kerap disapa BSR, merupakan tokoh dibaliknya. Menempatkan Sulawesi Selatan sebagai provinsi dengan jumlah desa wisata terbanyak. Posisinya mengungguli 33 provinsi lainnya dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia tahun 2022 (ADWI 2022).
Adalah sebuah kegiatan yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf/Baparekraf RI). Bermula dengan membuka pendaftaran secara daring kepada 514 Kabupaten/Kota. Hasilnya, dari 24 daerah di Sulsel, tercatat 465 desa wisata.
"Tepuk tangan dulu untuk pak Bruno S Rantetana. Beliaulah ini sutradara yang membawa Sulsel menempati urutan pertama sebagai provinsi yang mendaftarkan desa wisata terbanyak di Indonesia, 465 desa wisata. Sekali lagi tepuk tangan untuk beliau dan seluruh timnya yang sangat amat paling kompak, tiada duanya, " imbuh Jufri.
Apresiasi dari Professor belatar belakang Psikolog itu dilontarkan saat dirinya memberi arahan di hadapan segenap jajaran Disbudpar Sulsel di Ruang Kerja Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata (PSDP). Bertepatan dengan perayaan sederhana atas perulangan tanggal dan bulan bagi Bruno S Rantetana yang tiba diusia ke-58 tahun. Jufri tak lupa menyampaikan selamat serta do'a dan harapan, yang kemudian berlanjut dengan saling bersalaman.
"Saya kira hari ini moment yang tepat bagi kita semua, pak Bruno ini senior kita. Paling senior menurut Saya berada dan berkecimpung di kebudayaan dan kepariwisataan. Beliau sudah ada di pariwisata sejak masih Kanwil Parpostel di (Jalan) Pettarani, sekarang kantor KPU, " tutur Prof Jufri, Kamis, 6 Oktober 2022.
Berhasil dihimpun, BSR tidak pernah meninggalkan institusi pariwisata karena tidak sekalipun mengalami mutasi. Hebatnya, sebelum menduduki jabatan Kepala Bidang PSDP, dia pernah menjabat beberapa unit kerja di lingkup Disbudpar Sulsel diantaranya sebagai Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran, Kepala Bidang Kesenian dan Ekonomi Kreatif, Kepala UPT Taman Budaya Benteng Somba Opu, dan juga lama bergelut di Tata Usaha Pimpinan (TUP).
Seabrek pengalaman itu memberinya modal besar guna memajukan sektor budaya, seni, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Untuk desa wisata misalnya, kemunculan perdana Rammang-rammang di Kabupaten Maros, berkat kerja keras BSR dan tim kreatif yang mendukungnya.
Puluhan tahun silam, Rammang-rammang dibuka lalu dibenahi di bawah koordinasi lelaki kelahiran Toraja itu. Meski harus berhadapan dengan banyak tantangan dan kendala, dia tak gentar. Menjadikan Rammang-rammang sebagai destinasi unggulan Sulsel.
Bahkan kini dikenal dengan Desa Wisata Rammang-rammang. Salah satu spot yang menjanjikan wisatawan yakni Kampung Berua, bisa dijajal keindahannya dengan menyeberangi sungai selama kurang lebih 30 menit dari dermaga 1 atau 2.
Saking menakjubkannya Desa Wisata Rammang-rammang yang menyerupai destinasi wisata Krabi di Thailand, Menparekraf/Kepala Baparekraf RI, Sandiaga Salahuddin Uno datang langsung menikmati pesona alamnya yang dipenuhi bebatuan karst, juga kulinernya. Belum lagi keramahan masyarakatnya yang di awal BSR memacu destinasi ini, sebagian besar dari mereka berada di garis depan melakukan penolakan, perlawanan hingga pengusiran.
Selain Rammang-rammang di Desa Bontonlempangan, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, masyarakat Sulawesi Selatan mengenalnya karena kepiawaiannya membangun destinasi wisata di Kabupaten Barru. Satu diantaranya Desa Wisata Pancana yang berlokasi di wilayah adminsitratif Desa Pancana, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru. Begitupun desa wisata lainnya di Sulsel, tak lepas dari gagasan dan sentuhannya.
Melalui Anugerah Desa Wisata Indonesia 2022, dari 465 yang tercatat di Jadesta (Jaringan Desa Wisata), 31 desa wisata berhasil lolos ke tahapan 500 besar. Lalu mengerucut menjadi 18 desa di 300 besar.
Berikutnya pada tahapan 100 besar sebanyak 6 desa wisata yang lolos. Terakhir di tahapan 50 besar, 4 dari 6 desa wisata di Sulsel menempati podium utama. Di samping karena Sulsel terbanyak desa wisatanya pada ADWI 2022, juga mencatatkan diri sebagai provinsi terbanyak meloloskan desa wisata ke 50 besar.
Tandem dengan Provinsi Jawa Timur di angka 4 desa wisata. Sementara yang lainnya harus puas dengan jumlah 3, 2, dan 1 desa wisata saja. Hingga berita ini dipublikasikan, 2 desa wisata di Sulsel sudah menjalani visitasi dari Kemenparekraf RI.
Visitasi pertama pada 7 September 2022 di Desa Wisata Campaga di Kelurahan Campaga, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng. Bahkan dikunjungi langsung Mas Menteri, Sandiaga Uno. Sementara Desa Wisata Barania di Desa Barania, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai, dikunjungi Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf RI, Indra Ni Tua pada 8 September lalu.
Bakal menyusul dua desa wisata lainnya yakni Desa Wisata Kambo di Kelurahan Kambo, Kecamatan Mungkajang, Kota Palopo dan Desa Wisata Matano Iniaku di Desa Matano, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur. Visitasi diprediksi sekitar pertengahan Oktober tahun ini.
Kadisbudpar Sulsel dalam keterangannya berharap agar Bruno dapat hadir secara langsung mengunjungi dua desa wisata yang akan divisitasi itu. Demikian pula saat penganugerahan ADWI 2022 yang lazimnya seperti ADWI 2021 dihelat di Gedung Sapta Pesona, Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 17-19, RT 2/RW 3, Kelurahan Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Dia dengan gamblang menyatakan, tetap mengedepankan upaya untuk mengapresiasi dedikasi BSR atas sumbangsihnya terhadap kebudyaaan dan kepariwisataan. Meskipun Bruno, hingga 31 Oktober 2022 telah memasuki akhir masa tugas sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), Prof Jufri menegaskan untuk tidak berhenti mengajaknya untum membagi pengalamannya dalam rangka membangun, memajukan, dan mengembanhkan pariwisata Sulsel.
"Saya mohon nanti pak Kabid (Red: Kepala Bidang, BSR), masih bisa hadir di visitasi nanti. Juga untuk malam anugerah nanti di Jakarta, Saya percaya dengan kehadiran pak Bruno, akan lebih baik dan lebih pas, " terang lelaki kelahiran Kabupaten Kepulauan Selayar itu, tepatnya di Pulau Jampea.
Provinsi Sulawesi Selatan sendiri telah menerima piagam penghargaan untuk kategori desa wisata terbanyak tersebut. Diterima secara langsung Prof Jufri dari tangan Sandiaga Uno saat bertandang ke destinasi Erbol di Desa Wisata Campaga.
Jufri kemudian menyerahkan piagam itu kepada Andi Sudirman Sulaiman selaku Gubernur Sulsel yang juga menjadi penerima paling berhak. Jika BSR layak disebut sutradara karena kepiawaiannya, Prof Jufri adalah pengarah atas posisinya sebagai leading sector di OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang digawanginya.
Sedangkan Andi Sudirman, pimpinan tertinggi di wilayah Sulsel, karena kebijakan dan wewenangnya, Pemprov (Pemerintah Provinsi) Sulsel mampu menggelontorkan puluhan hingga ratusan Milyar Rupiah untuk membangun dan memperbaiki infratsruktur dari dan menuju serta di titik destinasi wisata. Sebut saja jalanan yang semakin membaik dari waktu ke waktu, begitu pun bandar udara, pelabuhan hingga nantinya stasiun dan rel kereta api siap dioperasikan secara penuh.
Kesemua itu bagian tak terpisahkan dari aksesibilitas pariwisata, lagi-lagi adalah satu dari tiga unsur utama pendukung kepariwisataan selain amenitas dan atraksi. Jufri mengkonfirmasi, 3A itu patut ditambah dengan 2K yakni kreatif dan juga kolaboratif pentaheliks.
"Inilah yang berhasil dilakukan dan diperlihatkan pak Bruno. Semoga teman-teman di bidang dan unit kerja lainnya, termasuk Saya tentunya, supaya bisa mengikuti jejak senior kita pak Bruno. Kita harus beradaptasi, inovatif, kreatif, bersinergi, dan lebih penting lagi berkolaborasi. Jangan kerja sendiri, kalau memang ada orang, ada pihak di sekitar kita yang bisa kita libatkan, itu akan lebih baik, " ujar Jufri.
Senada itu, M Ibrahim Halim selaku Sub Koordinator Seksi Pemberdayaan Masyarakat yang juga tampil berbicara di tengah ruangan mengatakan, dirinya sangat bangga bisa bersama dengan 2 Sub Koordinator lainnya dan staf di Bidang PSDP. Kekompakan sangat kental selama bekerja baik di dalam kantor maupun di lapangan. Betapa tidak, bidang yang satu ini lebih banyak terjun ke destinasi wisata, semisal untuk melaksanakan Aksi Sapta Pesona (keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahtamahan, dan kenangan).
"Terima kasih pak Kabid, Alhamdulillah kami sangat kompak. Saya bersama Ibu Kirana dan Ibu Erni, juga teman-teman semua di SDP sangat kompak karena kepemimpinan beliau yang menjadi orang tua bagi kami, " pungkasnya.
Diketahui Bidang PSDP dihuni tiga Sub Koordinator (dulu disebut Kepala Seksi). Selain Ibrahim, ada Kirana Halim selaku Sub Koordinator Seksi Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia Pariwisata dan Erni Mappiare yang menjabat sebagai Sub Koordinator Seksi Kerjasama. Tak hanya kompak dari sisi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab, bahkan pakaian seragam bidang ini selalu kompak dibanding jajaran lainnya.
Satu lagi yang membahana, dalam mewujudkan desa wisata yang maju dan berkembang hingga kelak bisa masuk desa wisata mandiri, pihaknya menggagas program KKNTDW (Kuliah Kerja Nyata Tematik Desa Wisata). Didukung jejaring Prof Jufri yang pernah menjabat Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel dan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM), Disbudpar Sulsel menjalin kerja sama dengan ratusan Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta. (***)